Senin, 25 Januari 2021

Mimpi Dengan Penggalan Di Masa Lalu

Dipagi hari yang cerah ini entah kenapa pikiranku sudah melayang – layang. Pikiranku terfokus pada mimpi di malam sebelumnya. Bisa dibilang itu adalah sebuah mimpi buruk, Mungkin aku lupa membaca doa sebelum tidur. Dan mimpiku saat itu berlatar belakang dimana aku masih duduk di bangku sekolah dasar.

Di mimpiku tersebut aku juga melihat beberapa teman SD ku yang sudah lama sekali tidak pernah aku lihat di dunia nyata. Tetapi hanya ada sekitar 4 orang teman SD dan 1 orang guru yang banyak terlibat didalam mimpi burukku tersebut. Jadi 4 orang teman SD yang hadir dalam mimpiku ini adalah orang – orang yang tengil di dunia nyata.

Senja Dan Gunung Salak


Aku masih ingat betul betapa tengilnya mereka ketika itu, Dan entah kenapa mereka berempat malah hadir didalam mimpiku. Intinya mereka bukan termasuk seorang teman yang baik ketika aku masih SD. Aku akan menyebutkan nama – nama mereka dengan nama samara. Mereka adalah Abi, Marco, Rizki, dan Adit. 

Lalu seorang guru yang terlibat dalam mimpiku tersebut kebetulan adalah wali kelasku ketika masih kelas 4 SD, Beliau bernama Bu Ida (nama samaran). Ketika berada dalam mimpi tersebut aku memiliki masalah dengan mereka. Dan aku tidak tahu masalah apa yg membuat mereka merasa marah kepadaku.

Sampai – sampai mereka harus beraliansi dengan guru yang menjadi walikelas mereka. Jujur saat itu aku tidak gentar berhadapan langsung dengan mereka. Walaupun saat itu mereka beraliansi dengan wali kelas mereka. Malah saat itu aku berencana untuk mempermalukan mereka semua didepan umum.

Maklum mereka juga sepertinya akan melakukan hal yang sama kepadaku. Didunia nyata, Ketika aku masih SD. Ketiganya adalah anak orang kaya, fakta tersebutlah yang mungkin membuat aku enggan menganggu kepentingan mereka. Bahkan terkadang merekalah yang menganggu kepantingan orang lain termasuk aku.

Tetap Harus Berani


Kembali lagi ke masalah mimpi tadi malam, Ibu Ida yang sudah beraliansi dengan Abi, Marco, Rizki, dan Adit memanggilku ke dalam kelasnya sesaat setelah aku melewati kelas mereka. Akupun datang memenuhi panggilan tersebut dengan hati yang sedikit ragu – ragu. Tapi tetap tidak gentar sedikitpun.

Malah aku tersemyum dan menyalami Ibu Ida yang saat itu sedang duduk dikursi guru. Di kelas itu aku melihat anak – anak yang juga sedang duduk dengan tenang. Anak – anak dikelas tersebut pun mengalihkan perhatiannya kearah Ibu Ida yang mengundangku untuk datang. Tentu saja Abi, Marco, Rizki, dan Adit juga ikut memperhatikanku saat itu.

Aku penasaran, kira – kira apa yang akan Abi, Marco, Rizki, dan Adit lakukan. Ternyata bell istirahat lebih dahulu berbunyi. Otomatis anak – anak yang duduk didalam kelas ini pun berhamburan keluar untuk jajan ke kantin. Jadi diskusi dengan mereka bertiga dan gurunya ditunda untuk sementara waktu.

Jalan Terus, Sikat Miring


Hingga akhirnya adzan subuh didunia nyata berkumandang dan membuat aku terbangun dari mimpi tersebut. Sayang sekali aku tidak bisa mengetahui cara apa yang akan mereka gunakan untuk menjatuhkanku saat itu. Yang terjadi selanjutnya hanyalah mereka mengobrol denganku disela – sela istirahat.

Sekaligus menanyakan beberapa hal kepadaku soal liburanku kemarin. Konyol sekali teman – teman SD ku yang menyebalkan ini. Setelah terbangun aku pun bertanya dalam hati tentang kabar Abi, Marco, Rizki, dan Adit saat ini. Tetapi aku enggan untuk mencari tahu karena memang aku terlalu malas untuk mengingat mereka.


Jumat, 22 Januari 2021

The Swordless Samurai Dan Pengalaman Hidupku

Sebenarnya buku yang berjudul The Swordless Samurai ini sudah aku baca sekitar 10 tahun yang lalu, Tepatnya tahun 2011. Saat itu aku sangat terinspirasi dengan semua yang tertulis pada buku ini, Biarpun saat itu tidak semua perkataan bisa aku mengerti.

Tetapi entah kenapa saat aku kembali membacanya ditahun 2021, Aku merasakan adanya sebuah perbedaan yang besar. Sekarang aku menjadi jauh lebih paham dengan kata – kata yang dahulu sama sekali belum aku mengerti. Mungkin hal itu disebabkan oleh statusku yang dahulu masih lajang.

Sementara sekarang, Statusku sudah berubah menjadi menikah. Itu artinya saat ini aku sudah menjadi seorang pemimpin sekarang dan istriku sebagai pengikutnya. Buku The Swordless Samurai menceritakan tentang seorang pemimpin yang nantinya akan menjadi Kaisar dengan kerja keras, Bukan dengan faktor keturunan.

Buku The Swordless Samurai


Tentu saja buku The Swordless Samurai ini juga membahas tentang bagaimana sikap dan nilai – nilai yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang kuat. Ada banyak alasan kenapa saat ini aku bisa lebih mengerti tentang isi yang tertulis dalam buku ini.

Dan Salah satu alasannya adalah beberapa hal yang dibahas pada buku tersebut sudah pernah aku alami dan lakukan. Jadi jelas adanya perbedaan yang besar ketika aku membaca ulang buku tersebut setelah 10 tahun aku tidak menyentuh buku tersebut. 

Menentukan Seorang Mentor

Diawal – awal aku membaca buku The Swordless Samurai, Aku teringat 10 tahun lalu dimana aku membaca buku ini untuk pertama kalinya.  Di buku tersebut diceritakan seorang pemuda yang hidup di Zaman Pembantaian dan kegelapan. Pemuda tersebut bernama Hideyoshi yang sudah mulai merantau di usia 15 tahun. 

Lalu menemukan sosok pemimpin yang menjadi mentor dalam hidupnya di usia 18 tahun. Sejak saat itu Hideyoshi belajar banyak hal dari Lord Nobunaga. Dan di Klan Oda inilah Hideyoshi menjadi orang yang tadinya bukan siapa – siapa, menjadi orang yang dikenal dan disegani. Orang yang naik tahta bukan karena faktor keturunan dan hak sebagai seorang bangsawan.

Di buku The Swordless Samurai halaman 13 tertulis “Inti dari kepemimpinan terletak pada melayani, bukan dilayani. Mereka yang memiliki aspirasi untuk memotivasi pengikutnya harus bisa menghargai karena Pemimpin harus bisa bersyukur.” Terus terang aku pernah terispirasi dengan seseorang yang dulunya adalah temanku, Dan ini terjadi di akhir tahun 2012.

Singkat cerita aku dan beberapa teman lamaku berkumpul dan memutuskan untuk membuat sebuah usaha bisnis. Ketika itu aku benar – benar melihat kerja keras dari salah satu temanku itu, Sebut saja dia adalah John (Nama Samaran). Berkat kerja kerasnya John mendapatkan simpati dan pengaruh yang kuat, Otomatis dia diangkat menjadi Leader atau ketua di bisnis kami.

Dia jugalah yang mengatur semua pergerakan dan kebijakan bisnis kami. Saat itu aku benar – benar terispirasi dengan kerja keras John, Lalu aku mengambil keputusan untuk membantunya dengan serius. Lalu dihalaman 17 tertulis “Aku menganggap setiap tugas baru, betapapun remeh, sebagai sebuah pijakan menuju jabatan yang lebih tinggi.” Jujur saat itu aku juga menerapkan hal ini.

Hasilnya sungguh memuaskan, Aku mendapatkan kepercayaan John. Ada banyak hal baru yang bisa aku petik dari John. Salah satunya adalah cara dia menentukan sebuah keputusan, Tidak jarang John juga meminta pendapatku ketika akan menentukan keputusan tersebut. Disitulah aku benar – benar merasa dihargai oleh John.

Sayangnya Kerjasama bisnisku dengan John hanya berlangsung selama 2 tahun saja. Di tahun 2014, John memilih untuk meneruskan kuliahnya diluar negri dan terpaksa menutup bisnis yang sudah berkembang tersebut. salah satu faktor penyebab bisnis tersebut tidak bisa diteruskan adalah karena adanya keberadaan teman TOXIC diantara bisnis kami.

Tetapi aku tetap bersyukur, Karena berkat pengalaman – pengalaman bisnisku bersama John. Aku bisa memiliki link atau jaringan yang bagus. Jadi setelah John pergi ada seorang rekan John yang tertarik dengan kinerjaku. Namanya adalah Steve (Nama Samaran) aku menerima ajakannya untuk menjadi bagian dari team bisnisnya.

Kepemimpinan John Dan Steve

Sebenarnya John dan Steve dulunya adalah saingan, Tidak heran karena keduanya memiliki aura kepemimpinan yang sama. Menurutku keduanya sama – sama hebat dalam hal memimpin. Memiliki ambisi besar dan tindakan yang cepat untuk mewujudkan ambisi besar tersebut. Tetapi seiring berjalannya waktu mereka menjadi seorang teman.

Seperti layaknya Raja Bajak Laut Gol D Roger dengan Vice Admiral Monkey D Garp dalam ceita One Piece. Salah satu bukti kedekatan John dan Steve ini adalah mereka tidak lagi segan – segan untuk bertukar informasi yang menurutku sangat penting. Dan ketika John keluar negri, Dia merekomendasikan aku pada Steve.

Gol D Roger Dan Monkey D Garp


Terus terang, Aku sangat beruntung karena bisa bekerjasama dengan orang seperti Steve. Dia sangat agresif dalam mencari peluang dan akan memanfaatkan peluang tersebut dengan sebaik mungkin. Walaupun sebenarnya peluang itu sangatlah kecil dan tidak mungkin untuk dimenangkan. Tetapi dia akan tetap mengambil peluang tersebut.

Caranya berbicara juga membuat orang – orang menjadi terpengaruh dan berkata “Iya”. Aku sendiri bingung apa yang sebenarnya dia lakukan. Beberapa orang menilai bahwa Steve adalah orang yang bodoh karena tidak memperhitungkan resiko dari Langkah – Langkah yang diambilnya. Tetapi aku tidak berfikir bahwa Steve orang seperti itu.

Karena memang Steve bukanlah orang seperti itu, Steve adalah seorang pemuda yang memiliki ambisi besar dan pola pikir yang lebih jauh kedepan dibandingkan orang – orang seusianya. Memang beberapa keputusannya seperti tidak teratur, Sama seperti John. Tetapi itulah kesempatanku, Aku berusaha mempersiapkan semua keputusan yang sudah diambil dengan sebaik mungkin.

Aku melakukan persiapan itu sebaik yang aku bisa. Dan dibuku The Swordless Samurai halaman 33 tertulis “Pemimpin adalah seseorang yang memiliki visi yang jelas tentang masa depan yang lebih baik, yang dapat menyatakan visinya dan membangkitkan rasa percaya diri pada orang lain. Lord Nobunaga adalah orang seperti itu.

Ketika membaca tulisan tersebut, pikiranku langsung mengingat masa – masa di tahun 2012 sampai pertengahan tahun 2015. Tahun dimana aku memutuskan John dan Steve adalah sosok yang cocok untuk dijadikan mentor dalam hidupku. Alasannya sudah jelas karena keduanya memiliki visi dan pergerakan yang jelas.

Mencari Mentor Yang Baru Dalam Hidup


Keduanya ingin menjadi besar dan berkembang, Melampaui visi orang – orang seumuran mereka. Tetapi sekarang ditahun 2021 aku tidak lagi menganggap keduanya sebagai mentorku. Karena keduanya sudah tidak lagi memiliki visi yang jelas, Terutama temanku John. Dititik inilah aku berfikir dimana aku bisa menemukan sosok mentor dalam hidupku ?

Mencari Mentor Dalam Hidup

Memang banyak orang yang bisa dijadikan contoh, Aku sendiri sering belajar dari orang – orang terdekatku. Entah itu teman, orang tua, guru, dan orang – orang sekitarku. Tetapi yang aku butuhkan adalah sosok yang cocok untuk jadikan mentor dalam hidupku. Itulah sosok yang belum aku temukan sampai dengan hari ini.

Masih dihalaman yang sama juga disebutkan “Usia muda dan visi yang jelas adalah kombinasi yang tidak terkalahkan.” Sekarang usiaku sudah tidak terlalu muda seperti 10 tahun lalu, Ketika aku membaca buku The Swordless Samurai untuk pertama kalinya. Jadi apakah aku masih memiliki kesempatan untuk menjadi tidak terkalahkan ?

Aku jelas tidak tahu, Bahkan bisa dibilang aku sama sekali tidak memiliki sebuah rencana. Tetapi aku tetap akan berusaha sebaik yang aku bisa disisa hidupku ini. Dibuku The Swordless Samurai halaman 18 tertulis “Aku mulai memahami bahwa menilai sebuah pengalaman baik atau buruk tidak ada artinya. Yang paling penting adalah bagaimana mengambil pelajaran dari semua itu.

Itulah yang aku lakukan saat ini, Mengambil pelajaran dari semua hal yang sudah aku alami. Entah itu pengalaman – pengalaman bisnisku bersama dengan Steve dan John. Atau kisah – kisah inspirasi yang aku pelajari selama melakukan Traveling kesuatu tempat. Aku akan terus berusaha mencarinya hingga dapat.