Kamis, 11 Februari 2021

Mencari Semangat Yang Pernah Ada

Bingung mau ngapain hari ini, Lagi – lagi semangat menjadi turun. Kira – kira apa yang harus aku lakukan untuk menjaga semangatku tetap berapi – api ?Pengennya sih bikin konten yang barus tapi kalo tidak dengan semangat maka rasanya akan sangat berbeda.

Dulu kalo baca komik One Piece atau Attack On Titan rasanya semangat banget. Kerena memang kedua komik Manga tersebut menceritakan tentang perjuangan. Begitu juga dengan kegiatan traveling yang biasa aku lakukan setiap 2 atau 3 bulan sekali.

Semangat Yang Hilang


Tentu saja ini membuat aku menjadi bertambah semangat untuk menghasilkan uang. Tetapi adanya wabah Virus Covid 19 membuat aku tidak bisa melakukan traveling. Aku lebih banyak menghabiskan waktuku dirumah dengan membaca buku dan terkadang menelfon teman.

Perjuangan Kelompok Topi Jerami

Di komik One Piece ada sekelompok bajak laut yang awalnya diremehkan tetapi saat ini, Kelompok tersebut sudah menjelma menjadi salah satu bajak laut yang sangat diperhitungkan oleh pemerintah dunia One Piece. Kelompok bajak laut tersebut adalah Bajak Laut Topi Jerami.

Semangat Kapten Monkey D Luffy


Kelompok tersebut dipimpin oleh salah seorang penyandang tekad D sekaligus sang tokoh utama, Monkey D Luffy. Saat ini Monkey D Luffy dan anak buah pertamanya Roronoa Zoro sudah termasuk dalam daftar bajak laut generasi terburuk atau 11 Supernova.

Tentu saja ada banyak tantangan dan kendala, Dan kisah perjalanan kelompok tersebut membuat aku terinspirasi sekaligus semangat untuk pantang menyerah. Hanya bermodal perahu seadanya ketika memulai berlayar, Tetapi kini Luffy sudah memiliki kapal serta aliansi armadanya sendiri.

Ketenangan Kapten Levi Ackerman Di Attack On Titan

Sebenarnya aku baru membaca komik manga yang satu ini, Dan aku tertarik dengan salah satu karakternya yang bernama Levi Ackerman. Dia merupakan seorang kapten yang sangat diandalkan oleh komandannya Erwin Smith di kesatuan Survey Corps.

Kapten Levi Ackerman


Momen yang membuat aku suka dengan karakter yang satu ini adalah ketika dia melawan pamannya sendiri, Kenny Ackerman. Selain itu Levi Ackerman ini memiliki loyalitas dan dedikasi tinggi pada tugas – tugas yang diberikan oleh atasannya, Erwin Smith.

Hal – hal tersebut membuat aku menjadi semangat dalam menyelesaikan tugas – tugas yang memang harus aku selesaikan. Tetapi saat ini aku seperti kehilangan semangat itu, Semangat yang dahulu pernah berapi – api di dalam dada.

Mengembalikan Semangat

Memang akhir – akhir ini semangatku sedang surut, Tetapi aku enggan untuk menyerah begitu saja. Saat ini aku mencoba untuk mengisi hari – hariku untuk membaca buku. Selain itu aku juga berusaha memperbaiki ibadahku yang sepertinya akhir – akhir ini sering aku tinggalkan.

Harus Kuat Dan Harus Bisa Bertahan


Aku harus tetap berusaha walaupun semangatku sedang hilang. Karena hidup terus berlanjut dan persaingan semakin ketat. Aku harus lebih keras berusaha dan bekerja. Jadi menurutku saat ini aku harus mencari sumber semangat baru, Dan itu aku awali dari memperbaiki ibadahku.

Semoga cara yang aku ambil ini berhasil dan semangatku kembali berapi – api sama seperti dulu. Diama aku melakukan semuanya dengan hati, Bukan dengan keterpaksaan. Jadi penguatan hati menjadi prioritas utamaku saat ini.


Minggu, 07 Februari 2021

Hideyoshi Dan Cara Pembangunan Benteng Sunomata Yang Luar Biasa

Setelah selesai membaca buku The Swordless Samurai karangan Kitami Masao. Aku membaca buku Oda Nobunaga Sang Penakluk Dari Owari karya Sohachi Yamaoka. Pada buku sebelumnya, The Sowrdless Samurai aku membaca kisah tentang perjalanan hidup Toyotomi Hideyoshi.

Dari seorang yang hanya seorang pelayan reendahan hingga menjadi seorang kaisar dijepang. Hal itu bisa didapatkan Hideyoshi dengan cara kerja keras, bukan dari faktor keturunan. Inilah yang membuat aku betah berlama – lama untuk membaca buku The Swordless Samurai.

Buku Yang Saat Ini Aku Baca

Dan kali ini aku membaca kisah tentang Oda Nobunaga yang merupakan seorang majikan Hideyoshi. Aku menemukan sesuatu yang menarik perhatianku dari kedua buku tersebut. Sebuah peristiwa yang menutku menarik untuk dibahas. Dan peristiwa ini diceritakan kedua buku tersebut.

Peristiwa itu adalah ketika Hideyoshi yang saat itu masih menjadi seorang kepala pengawas dapur ditugaskan oleh Oda Nobunaga untuk membangun benteng di Sunomata. Aku baru mengetahui ternyata ini adalah langkah awal Oda Nobunaga dalam misinya yang ingin menyatukan Jepang.

Sebuah Cara Yang Mengejutkan

Pada buku The Swordless Samurai, Pembangunan benteng Sunomata oleh Hideyoshi lebih banyak membahas tentang hubungannya dengan Koroku. Orang yang pernah dekat dengannya ketika Hideyoshi masih belum bekerja sebagai pelayan di Klan Oda.

Disini kita belajar untuk tetap menjaga hubungan pertemanan dengan siapapun. Terutama dengan orang – orang yang pernah dekat dengan kita. Seperti yang sudah pernah aku bahas pada artikel sebelumnya diblog ini tentang The Swordless Samurai dan pengalamanku dalam pertemanan.

Karena kedekatan Hideyoshi dengan Koroku berkontribusi besar pada keberhasilan Hideyoshi untuk membangun benteng Sunomata. Sementara pada buku Oda Nobunaga Sang Penakluk Owari, lebih banyak diceritakan tentang bagaimana seorang Tokiciro Kinoshita bisa membangun sebuah benteng di Sunomata.

Penampakan Benteng Sunomata Yang Berhasil Dibangun Oleh Hideyoshi

Jujur aku terkagum – kagum dengan cara yang digunakan oleh Hideyoshi. Memanfaatkan kedekatan hubungannya dengan Koroku, Dia berhasil melakukan sebuah tugas yang sangat sulit. Bahkan dua jendral kebanggaan Oda Nobunaga pun gagal menjalani tugas ini.

Tetapi Hideyoshi yang saat itu hanya sebagai kepala pengawas dapur berhasil melakukannya. Tentu hideyoshi yang dibantu Koroku menggunakan cara yang tidak biasa. Dan cara tersebut dijelaskan dengan sangat luar biasa pada buku Oda Nobunaga Sang Penakluk Dari Owari.

Aku sarankan kalian untuk membacanya langsung, Karena caranya sangat – sangat luar biasa. Bahkan pihak musuh baru menyadari keberadaan benteng tersebut ketika benteng Sunomata sudah setengah jadi. Sekaligus dibuat bingung karena hal itu dilakukan oleh seorang kepala pengawas dapur, Bukan salah satu jendral dari Klan Oda.

Sudut Pandang Yang Berbeda

Ketika membaca buku The Swordless Samurai, Aku banyak belajar banyak dari Toyotomi Hideyoshi tentang bagaimana cara menjadi seorang pemimpin yang kuat. Mengambil keputusan yang tepat disaat genting, Sekaligus dedikasi tinggi pada pekerjaan dan memiliki pengikut yang setia.

Sementara pada buku lainnya, Yaitu Oda Nobunaga Sang Penakluk Owari. Aku juga belajar tentang sebuah Visi dan cara untuk mewujudkan visi tersebut. Betapa kerasnya usaha Oda Nobunaga untuk menyatukan jepang. Memiliki cara pandang dan pola pikir yang berbeda dengan orang – orang pada zamannya.

Jujur pada buku ini aku menanti – nantikan sepak terjang Toyotomi Hideyoshi sebagai seorang bawahan Oda Nobunaga di Klan Oda. Lebih tepatnya melihat sepak terjang Hideyoshi dari sudut pandang tuannya, Oda Nobunaga.

Tokichiro Kinoshita, Itulah nama Toyotomi Hideyoshi pada buku Oda Nobunaga Sang Penakluk Owari yang saat ini sedang aku baca. Mungkin sekian dulu hal – hal yang bisa aku bagikan pada artikel kali ini. kurang lebihnya aku mohon maaf dan terima kasih.


Selasa, 02 Februari 2021

The Swordless Samurai Dan Pengalamanku Dalam Pertemanan

Suasana tahun baru masih terasa, walaupun saat ini sudah memasuki awal bulan kedua 2021. Biarpun begitu, Dunia masih berstatus pandemic virus Covid 19. Dan pada kesempatan kali ini lagi – lagi aku akan membahas sebuah buku yang saat ini sedang kubaca. Buku itu berjudul The Swordless Samurai.

Seperti yang sudah aku bahas pada artikel sebelumnya tentang The Swordless Samurai. Aku memiliki pemahaman yang berbeda ketika kembali membaca buku yang satu ini. Memang aku belum menemukan seorang mentor seperti Hideyoshi yang sudah memutuskan Oda Nobunaga sebagai mentornya diusia 18 tahun.

Patung Hideyoshi


Sementara umurku lebih dari 28 tahun tetapi belum juga menemukan mentor yang cocok dalam hidupku. Tetapi aku tetap bersyukur karena saat ini aku merasa bahwa level pertemananku berada jauh diatas dibanding 10 tahun sebelumnya. Tidak hanya itu, Latar belakang teman – temanku saat ini pun sangat berbeda.

Dan dengan latar belakang seperti itu, aku bisa berkenalan dengan orang – orang yang sepertinya tidak bisa aku jumpai apabila tidak berteman dengan mereka. Bahkan aku pernah keluar kota bersama temanku untuk menghadiri sebuah acara yang menurutku sangat luar biasa. 

Menjaga Hubungan

Dari buku The Swordless Samurai di halaman 62 tertulis “Jaga hubungan dengan orang yang kau temui, dan suatu saat nanti mereka akan membantumu”. Perkataan tersebut benar – benar sudah aku rasakan dalam hidup ini. Menjaga hubungan memang penting, Dan salah satu manfaatnya adalah ketika kita benar – benar membutuhkan bantuan.

Tidak hanya ketika meminta bantuan tetapi juga ketika mengajak bekerjasama. Aku sering melakukannya dan hasilnya benar – benar memuaskan. Tidak perlu bertatap muka, Hanya dengan menanyakan kabar kesibukannya saat ini melalui sosial media juga sudah cukup. Tidak perlu ada gengsi di dalam pertemanan.

Apabila memang kamu merasa bahwa dia adalah temanmu dan pernah dekat dengannya. Maka jangan ragu – ragu untuk menegurnya, Kemungkinan besar dia juga akan senang ditanyakan kabar olehmu. Aku bisa berpendapat seperti itu karena aku sendiri merasa senang apabila ada teman lama yang menegurku di sosial media.

Lingkaran Pertemanan Yang Merusak

Seperti yang sudah aku bahas diawal, Alhamdulilah saat ini aku sudah berada di lingkungan yang tepat. Dalam buku The Swordless Samurai halaman 85 tertulis “Bila dibandingkan dengan resiko yang harus kuhadapi, perasaan dengki para pesaingku tidak lebih dari sekedar debu yang bertebaran di udara.”

Memang apabila aku menengok kembali ke belakang, Aku menyadari bahwa dahulu lingkarang pertemananku sangat menyedihkan. Tidak ada yang bisa membuatku berkembang, Biarpun ada mungkin hanya beberapa. Bahkan bisa dibilang tidak ada sama sekali. Lingkarang pertemanan tersebut benar – benar racun, penuh dengan kecurigaan, dan kedengkian.

Jadi ketika aku bisa lebih menonjol dari pada yang lain, Seketika itu teman – temanku ingin menjatuhkan aku. Mengajak yang lainnya bersekutu, Lalu setelah merasa kuat mereka memusuhiku secara bersama – sama. Dan sudah sangat jelas bahwa mereka benar – benar mengharapkan kehancuranku.

Untungnya saat itu aku sama sekali tidak merasa gentar. Dan yang terjadi justru sebaliknya, Aku berdiri tegak dan menentang mereka semua. Walaupun saat itu aku belum membaca buku The Swordless Samurai, Tetapi aku tetap merasakan bahwa kedengkian teman – temanku saat itu seperti debu yang bertebaran di udara. 

Belum Berani Mengambil Resiko

Masih dihalaman 85 pada buku The Swordless Samurai, disitu tertulis “Kebesaran sebagai seorang pemimpin diukur dari seberapa besar kemauanmu menerima tantangan yang merisaukan.” Jujur, Terkadang aku masih ragu – ragu dalam mengambil resiko. Biarpun sebenarnya aku sudah mengetahui apa yang harus aku kerjakan.

Dari sini lagi – lagi aku menyadari bahwa aku harus lebih giat lagi untuk belajar untuk menjadi seorang pemimpin. Buku The Swordless Samurai benar – benar menginspirasiku. Mungkin 10 tahun lagi dari sekarang, Aku harus membaca buku tersebut untuk kesekian kalinya. Aku penasaran, Kira- kira ilmu apalagi yang bisa aku dapatkan dari buku tersebut.