Beberapa pekan terakhir orang – orang yang berwisata ke daerah Pantai tempat dimana Portgas bekerja menurun. Hal ini membuat Portgas memiliki waktu luang atau bisa dibilang gabut. Dan dia memanfaatkan waktu ini untuk berbagai macam kegiatan.
Mulai dari berolahraga, mengobrol bersama rekan – rekan, hingga melamun. Ditengah angin yang berhembus itu terkadang pikirannya melayang – layang tak terkendali. Dia memikirkan banyak hal tentang peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya.
Kegiatan Portgas Saat Sedang Galau Karna Sesuatu |
Dalam lamunannya itu Portgas berfikir apakah dengan bekerja seperti ini setiap harinya akan membuat hidupnya Sejahtera dikemudian hari. Bila memang tidak, Maka apa yang harus dia lakukan agar hidupnya bisa Sejahtera dikemudian hari ?.
Pertanyaan – pertanyaan itu terus berdatangan didalam pikirannya seperti aliran air Sungai yang bermuara kelautan. Sementara kesempatan yang ada sangatlah terbatas untuk orang seperti Portgas yang memiliki latar belakang biasa – biasa saja.
Tersadar Akan Satu Hal, Luka Batin
Seperti biasa, Dalam lamunan itu dia menyadari beberapa hal dalam dirinya sendiri. Pepatah yang menyatakan “Musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri” sepertinya cocok untuk menggambarkan diri Portgas saat itu.
Ternyata jauh sebelum dirinya menjadi seorang penjaga Pantai, dia pernah mengalami peristiwa yang menyesakkan hatinya. Hingga membuat hatinya terluka yang sepertinya tidak akan pernah bisa disembuhkan hingga nafas terakhirnya.
Menyadari Sesuatu Saat Merenung |
Luka itu berpengaruh pada perilakunya yang gampang sekali emosi karna hal – hal yang sepele. Walaupun perilaku dan sikapnya sudah tidak lagi seperti itu, Tetapi dahulu dia sempat menyangka bahwa itu disebabkan oleh iblis yang bersemayam didalam hatinya.
Padahal itu disebabkan oleh luka yang sudah lama ada didalam hatinya. Bisa dibilang Portgas yang saat ini sudah menjadi seorang penjaga Pantai ini memiliki luka batin. Dan luka batin ini sudah ada didalam hatinya selama lebih dari 15 tahun.
Luka yang sudah lama dipendam didalam hatinya ini ternyata sangat berpengaruh pada perilaku dan pola pikirnya. Perasaan rendah diri, pendiam, dan pemalu yang berlebihan merupakan beberapa wataknya yang diakibatkan dari luka batin tersebut.
Anak Basket itu Bernama Hannah
Seperti ketika dia sedang mendekati seorang Wanita Bernama Hannah yang pernah mengadakan Latihan fisik dipantainya. Walaupun pertemuannya cukup singkat, Tetapi saat itu ada cinta yang bermekaran diantara Portgas dan Hannah.
Tetapi saat itu Portgas merasa bahwa dia bukanlah siapa – siapa dan bukan dari kalangan keluarga kaya. Sementara Hannah ada seorang wanita yang menurutnya lebih baik dari dirinya. Jadi tidak mungkin seorang wanita seperti Hannah jatuh hati kepada laki - laki seperti Portgas.
Hal ini membuat Portgas minder dan rendah diri dihadapan Hannah, Padahal saat itu Hannah sama sekali tidak memandang rendah dirinya. Bahkan bisa dibilang beberapa teman Hannah ada yang tertarik dengan Portgas.
Tetapi sikap buruknya yang minder dan rendah diri memang tidak bisa ditolong. Hingga membuat kesempatan itu berlalu begitu saja. Mungkin bila saat itu Portgas lebih percaya diri dan tidak minder, hasilnya bisa berbeda.
Walaupun itu memiliki beberapa resiko seperti perasaan Wanita yang ilfeel padanya. Tetapi setidaknya dia sudah mencoba dan dia juga mengetahui perasaan dari Wanita tersebut terhadap dirinya. Namun faktanya Portgas sama sekali tidak berani mengambil resiko tersebut.
Tinggallah penyesalan dan penasaran karna saat itu tidak berani mengungkapkan perasaan yang ada didalam hatinya. Sekarang Portgas hanya bisa melihat Hannah dan teman – temannya melalui story IG dan WA begitu juga sebaliknya.
Luka Batin membuat Emosinya Tidak Stabil Dan Merugikan Portgas
Sering kali Portgas sendiri merasa sangat jengel dengan perasaan luka batin yang terus menerus menghantuinya. Karna ketika dia teringat peristiwa peristiwa menyakitkan itu, Semangatnya dalam bekerja langsung menurun.
Moodnya berubah – ubah dan emosinya tidak stabil hingga membuat orang – orang yang ada disekelilingnya merasa tidak nyaman. Tentu ini sangat merugikan dirinya sendiri dan sangat mempengaruhi masa depannya yang saat ini sedang dia pikirkan.
Berkali – kali dia berusaha untuk melupakan peristiwa menyakitkan itu, Tetapi berkali – kali pula dia dibuat kesal oleh masa lalunya sendiri. Ketika hal ini terjadi biasanya Portgas langsung menyendiri dengan wajah yang murung.
Pemandangan Seindah Ini Pun Ternyata Tidak Bisa Menenangkan Luka Batin Portgas, Tapi dia tetap bersyukur |
Biasanya hal seperti ini berlangsung selama berhari – hari. Terkadang memang sulit untuk memaafkan orang lain yang menyakiti dirinya, Tetapi memaafkan dirinya sendiri ternyata lebih sulit lagi. Mungkin itulah peribahasa yang cocok untuk orang seperti Portgas.
Rekan – rekannya pun terkadang dibuat bingung bila luka batinnya sedang kambuh. Tetapi ketika luka batinnya sudah mereda, maka semangatnya dalam menjalani hidup seketika bangkit kembali. Dia Kembali ceria, periang, active bergerak, dan murah senyum.
Memang luka batin ini sangat menghambat kehidupan Portgas, hingga membuat dirinya hidup diantara masa lalu dan masa kini. Tentu hal ini membuat dirinya sibuk dan tidak bisa fokus merangkai masa depannya.