Senin, 01 Mei 2023

Portgas Pergi Pulang Kampung

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa baru2 ini umat muslim diseluruh dunia merayakan hari raya Idul Fitri. Dimana di Indonesia pada saat hari raya, Banyak orang yang ingin Kembali ke kampung halaman atau mudik. Dan Portgas yang sehari2 bekerja sebagai seorang penjaga pantai pun ikut mudik.

Yap, tahun ini Portgas diijinkan atasannya untuk libur di hari raya. Walaupun pada saat hari raya, Biasanya pantai yang dia jaga sangat ramai oleh pengunjung. Dan tugasnya menjaga pantai diserahkan kepada rekan kerjanya yang lain.

Lalu apa yang akan dibawa oleh Portgas untuk keluarganya yang ada di kampung halaman ? Apakah sejumlah uang ? Celana pendek Abercrombie and Fitch ? Atau makanan yang biasa ada saat hari raya seperti nastar ?

Portgas (Kiri) berfoto dengan para pengunjung di pantai

Tentu saja sejumlah uang yang tidak seberapa dan juga beberapa pakaian kotor. Uang yang dibawa Portgas memang tidak seberapa, Mungkin hanya cukup dibagikan untuk keponakannya. Tetapi kepulangannya di kampung halaman sangat ditunggu – tunggu oleh keluarganya

Gaji Yang Tidak Seberapa Tetapi Kerja Luar Biasa

Gaji Portgas sebagai seorang penjaga pantai memang tidak seberapa. Tetapi cukup untuk kehidupannya sehari – hari dan sedikit berbelanja beberapa barang yang jadi keinginannya. Seperti pakaian yang biasa digunakan ke pantai dan sepatu untuk berolahraga.

Meski terbatas, Portgas tetap ingat dengan keluarganya di kampung halaman dengan mengirim sejumlah uang untuk keluarganya. Karena sadar gajinya tidak seberapa, maka Portgas selalu berusaha mencari penghasilan tambahan.

Portgas Yang Sedang Snorkelling Bersama Para Pengunjung Lainnya

Seperti memberikan edukasi kebersihan pantai kepada para pengunjung, mengambil buah kelapa untuk disajikan kepada pengunjung, membersihkan pantai, membantu pengunjung melakukan Snorkeling, dan masih banyak lagi.

Hal – hal tersebut ternyata membuat hati para pengunjung senang dan rela mengeluarkan uang untuk diberikan kepada portgas. Memang Portgas sama sekali tidak menetapkan bayaran untuk melakukan hal tersebut.

Karena Portgas berfikir bahwa itu adalah bagian dari tugasnya sebagai seorang penjaga pantai. Tetapi para pengunjung yang sudah terlanjur senang memberinya tips, Meskipun jumlahnya tidak banyak. Dan uang tips itulah yang dia gunakan untuk membantu perekonomian keluarganya di kampung halaman. 

Suasana Kampung Halaman Portgas

Sebenarnya kampung halaman Portgas masih tidak terlalu banyak penduduk alias sepi dan banyak pepohonan. Mulai dari mahoni, jati, coklat, dan kelapa. Begitu pula semak belukar yang menjalar tidak beraturan hingga sering kali menutupi jalan setapak.

Portgas sendiri sebenarnya betah berada di kampung halamannya, Karna suasanyanya sangat tenang dan damai. Tetapi sayangnya tidak banyak yang bisa dilakukan dikampung halaman. Jadi Portgas memberanikan diri untuk merantau dan menjadi seorang penjaga pantai di wilayah terpencil.

Jalan Setapak Menuju Rumah Tetangga Di Kampung Halaman

Dimana pantai yang dijaganya juga masih banyak pepohonan dan semak belukar. Tentu hal ini bukanlah hal yang asing baginya. Dia masih tetap bisa santai dan merasakan kedamaian sambil mengawasi para pengunjung.

Bersantai dibawah pohon sambil menikmati secangkir kopi dengan gorengan. Dan mengobrol dengan rekan kerjanya yang sama – sama seorang penjaga pantai. Hal inilah yang membuat Portgas betah menggeluti profesi sebagai seorang penjaga pantai. Karna suasana kampung halamannya juga tidak jauh berbeda tempatnya bekerja. 

Kegiatan Portgas Di Kampung Halaman

Selain berkumpul bersama keluarga, Portgas juga melakukan beberapa hal saat berada di kampung halaman. Seperti membersihkan halaman rumah yang kebanyakan sudah tertutup semak belukar. Maklum saja, rumah orang tua portgas dikampung cukup luas.

Jadi tidak semua halaman rumah bisa dijangkau, Portgas pun membersihkan tanaman tersebut dengan menggunakan arit. Sedikit demi sedikit semak belukar itu di tebasnya, Sekaligus menyapu halaman dari daun – daun yang sudah kering.

Setelah itu, semak belukar dan daun – daun kering tersebut dikumpulkan menjadi satu. Lalu Portgas menyiramkan bensin dan membakarnya. Memang cukup melelahkan, Tetapi Portgas senang melakukannya.

Lumayanlah Dibandingkan Sebelumnya

Hal inilah yang membuat kepulangannya ke kampung halaman sangat ditunggu oleh keluarganya. Karna saudara – saudara yang lain lebih memilih untuk pergi jalan – jalan ke kota dan membeli barang yang bagus untuk saudara – saudara yang lain termasuk Portgas.

Setelah selesai melakukan bersih – bersih, Portgas pun mandi dan berkeliling kampung untuk bersilaturahmi dengan tetangga – tetangga di kampung halaman. Pada kesempatan ini Portgas juga menanyakan kabar teman – teman kecilnya dulu.

Dan kebanyakan dari mereka melakukan hal yang tidak jauh berbeda dengan Portgas. Yaitu pergi dari kampung halaman untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Seperti yang sudah dikatakan tadi, tidak banyak yang bisa dilakukan di kampung halaman menjadi faktor utama mereka pergi.

Akhirnya kampung halaman portgas pun sepi dari pemuda. Kebanyakan hanya tinggal orang tua yang menunggu kepulangan anaknya seperti portgas. Dan kehidupan sehari – harinya ditopang oleh anaknya yang bekerja diluar kampung halaman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar