Hari – hari dilewati Portgas seperti biasa, dari rumah tempatnya tingga lalu pergi ke Pantai tempatnya bekerja. Sebenarnya dia sangat senang dan bersemangat dengan pekerjaannya sebagai seorang penjaga Pantai.
Tetapi karna dia memiliki luka dihatinya yang cukup dalam membuat dirinya selalu terbebani. Dan untuk kesekian kalinya, Lagi – lagi Portgas berperang dengan pikirannya sendiri. Tetapi dengan masalah yang berbeda.
Dan masalah yang ada didalam pikirannya saat ini adalah kemana hilangnya semangat yang dahulu pernah membara didalam dirinya. Meskipun saat ini dia selalu bersemangat dengan pekerjaannya sebagai seorang penjaga Pantai.
![]() |
Portgas Sedang Berdiri Di Tengah Lapangan Minisoccer |
Tetapi saat luka batinnya kambuh, Dia lebih suka menghabiskan hari – harinya saat bekerja dengan diam dan tidak berbicara dengan siapapun. Padahal biasanya Portgas adalah orang yang sangat aktiv.
Jadi kemana hilangnya semangat Portgas yang dahulu pernah membara dihatinya ? Apa yang menyebabkan semangat itu hilang di dalam hatinya ? Apakah karna kisah cinta Portgas yang kurang beruntung ?
Individu Yang Penuh Dengan Ambisi
Saat masih berada dibangku sekolah, Portgas merupakan anak yang penuh dengan ambisi. Dia benar – benar terobsesi dengan apa yang menjadi keinginannya. Yaitu menjadi seorang pemain sepak bola professional.
Dia berlatih fisik lebih banyak dibandingkan teman – temannya yang lain. Dan itu dilakukannya pada pagi hari setelah selesai menjalankan solat subuh. Jadi saat hari masih dalam keadaan gelap dan matahari belum terlihat, Portgas sudah memulai aktivitasnya.
![]() |
Portgas Dikenal Memiliki Speed Lari Yang Lumayan Kencang |
Dia jogging selama 30 sampai 1 jam setiap hari, Lalu dilanjutkan melatih control bolanya. Setelah selesai, Portgas pun istirahat sebentar untuk mengeluarkan keringat. Dan bergegas untuk mandi sebelum pergi berangkat ke sekolah.
Sepulang sekolah pada siang menjelang sore hari, Portgas pun bergegas pulang untuk Bersiap – siap lagi pergi ke lapangan sepak bola untuk mengikuti sekolah bola. Berbeda dengan teman – temannya yang lebih memilih untuk nongkrong.
Portgas memang benar – benar fokus dengan impiannya, Dia bahkan lebih memilih untuk berjalan kaki atau naik sepeda menuju lapangan sepak bola. Padahal jarak dari rumah menuju lapangan sepak bola sekitar 5 sampai 8 Km.
![]() |
Komik One Piece Salah Satu Bacaan Yang Portgas Bersemangat |
Jarak yang cukup jauh untuk ditempung dengan berjalan kaki ataupun menaiki sepeda. Tetapi Portgas benar – benar melakukannya agar kakinya menjadi lebih kuat dibandingkan teman – temannya yang lain.
Inilah semangat Portgas dalam mengejar sesuatu yang benar – benar dia inginkan. Tidak peduli apapun yang akan dia hadapi, Portgas akan terus fokus dengan apa yang sudah menjadi tujuannya sejak awal.
Semangat Itu Hilang
Semangat yang dimiliki Portgas terus membara didalam hatinya. Hingga suatu peristiwa membuat api semangat itu padam. Dan setelah itu Portgas seperti menjadi seperti sosok individu yang berbeda.
Dia lebih banyak berdiam diri sendirian, jarang tersenyum, dan tidak lagi bersemangat untuk menjalani hari – harinya. Meskipun kebiasaanya untuk berolahraga masih terus dia lakukan seperti sebelumnya.
Jogging, Workout, dan bermain sepak bola bersama teman serta tetangga – tetangganya. Dia seperti kehilangan ambisinya yang dahulu pernah ada didalam hatinya. Peristiwa yang mengubahnya itu adalah larangan dari orang tuanya.
Orang tuanya lebih memilih Portgas untuk kuliah, Sementara Portgas sendiri lebih memilih berjuang untuk menjadi pemain sepak bola professional. Karna situasi dan kondisi tidak mendukung cita – cita Portgas, Maka dia terpaksa mengikuti pilihan orang tuanya.
![]() |
Portgas Yang Masih Berolahraga Setiap Pagi Hari |
Orang tuanya saat itu memiliki harapan yang lebih baik, Jika Portgas kuliah dan bergelar sarjana. Tetapi seiring berjalannya waktu, Portgas ternyata tidak menyelesaikan kuliahnya. Hal itu karena memang itu bukan kehendak hatinya.
Dan dia sama sekali tidak memiliki cita – cita menjadi seorang sarjana. Alhasil, Portgas pun tidak memenuhi espektasi dari orang tuanya. Dan dia pun gagal menjadi seorang pemain sepak bola professional.
Portgas Hanya Terfokus Pada Dirinya Sendiri
Sejak ambisinya untuk menjadi seorang pemain sepak bola professional itu hilang. Dia lebih banyak mengikuti arus didalam kehidupannya. Tetapi kebiasaannya untuk berolahraga dan bermain sepak bola tetap dilakukan.
Beruntung takdir memperjalankan dirinya untuk menjadi seorang penjaga Pantai. Setidaknya ada salah satu kebiasaaan favoritnya yang bisa menghasilkan uang baginya. Selain itu kebiasaannya berolahraganya pun sedikit tersalurkan.